Tips Mengelola Forum Publik agar Tetap Ramah dan Inklusif bagi Semua

Forum publik, baik offline maupun digital, adalah tempat bertemunya berbagai suara, pendapat, dan pengalaman. Di tengah keragaman peserta, mulai dari usia, latar belakang pendidikan, hingga preferensi budaya, tantangan paling nyata adalah bagaimana mengelola forum publik agar tetap ramah dan inklusif untuk semua. Bukan cuma soal aturan teknis, tapi juga tentang menciptakan suasana yang aman, terbuka, dan menyenangkan untuk semua pihak.

Artikel ini akan mengulas berbagai tips praktis dan strategi cerdas untuk menjadikan forum publik lebih sehat secara sosial, lebih produktif secara konten, dan pastinya lebih inklusif untuk semua kalangan.


Kenapa Inklusivitas Penting dalam Forum Publik?

Sebelum masuk ke tips teknis, penting banget untuk memahami kenapa sih forum harus inklusif? Jawabannya simpel: supaya semua orang merasa dihargai dan nyaman untuk ikut berpartisipasi.

Forum yang inklusif:

  • Meningkatkan partisipasi aktif, karena orang merasa pendapatnya didengar
  • Mengurangi konflik atau debat destruktif, karena diskusi lebih berempati
  • Memperkaya isi forum, karena perspektif yang muncul beragam
  • Membantu minoritas bicara, seperti perempuan, penyandang disabilitas, atau komunitas marjinal lainnya

Dengan kata lain, inklusivitas bukan tambahan, tapi fondasi dari forum yang sehat dan berdaya.


Tips Mengelola Forum Publik agar Ramah dan Inklusif

1. Tentukan Aturan Dasar yang Jelas Sejak Awal

Forum yang bebas bukan berarti tanpa batas. Justru, forum yang sehat butuh aturan dasar—dari sopan santun, batasan topik sensitif, hingga sanksi untuk pelanggaran. Tapi ingat, tulis aturannya dengan bahasa yang humanis, bukan seperti peraturan militer.

Contoh: Alih-alih menulis “dilarang menyerang peserta lain”, gunakan “jaga diskusi tetap sopan dan fokus pada isu, bukan pribadi”.

2. Fasilitator atau Moderator Harus Netral dan Aktif

Peran moderator sangat krusial, terutama saat diskusi mulai panas atau menjurus ke personal. Moderator harus bisa menengahi konflik, mengarahkan diskusi, dan menjaga ruang tetap aman untuk semua.

Bonus poin kalau moderatornya juga paham soal isu inklusivitas, seperti cara menyikapi komentar yang bias gender atau menyudutkan kelompok tertentu.

3. Berikan Ruang untuk Semua Gaya Bicara

Gak semua orang nyaman bicara langsung. Ada yang lebih suka menulis, ada yang butuh waktu mikir dulu. Di forum digital, beri opsi untuk ikut via chat, DM ke moderator, atau form anonim. Di forum tatap muka, bisa gunakan sticky notes atau sesi refleksi kelompok kecil.

Intinya, buat semua peserta merasa “boleh” ikut dengan caranya sendiri.


Buat Forum yang Aksesibel bagi Semua Kalangan

Akses Fisik dan Teknologi

Kalau forum dilakukan secara offline, pastikan tempatnya aksesibel: ada ramp untuk kursi roda, ruangan cukup terang, dan suara bisa terdengar jelas. Kalau online, gunakan platform yang mudah diakses semua orang, termasuk yang sinyalnya terbatas.

Gunakan Bahasa yang Ramah dan Tidak Elitis

Jangan pakai istilah teknis berlebihan. Kalau memang perlu, beri penjelasan. Jangan asumsikan semua orang sudah tahu apa itu “asinkron”, “webinar interaktif”, atau “resiliensi sosial”. Jelaskan dengan bahasa sehari-hari.


Tips Khusus untuk Forum Digital

1. Gunakan Fitur Platform Secara Optimal

Manfaatkan fitur mute/unmute, chat, reaction, poll, breakout room, dan lainnya untuk menciptakan interaksi yang setara. Di grup chat, buat aturan “tidak mengirim spam stiker” atau “hindari voice note yang terlalu panjang”.

2. Buka Sesi Refleksi di Akhir Forum

Berikan ruang buat peserta menyampaikan kesan, saran, atau insight pribadi. Ini bisa membantu moderator mengukur seberapa inklusif forum tersebut dan jadi bahan evaluasi ke depan.

3. Sediakan Mekanisme Laporan Anonim

Jika ada peserta merasa tidak nyaman dengan perilaku orang lain, beri cara untuk melapor tanpa harus menyebut nama. Ini penting terutama untuk isu-isu yang rentan, seperti pelecehan verbal atau diskriminasi halus.


Contoh Praktik Baik Forum Publik yang Inklusif

Forum Pemuda Inklusif di Makassar

Komunitas ini rutin mengadakan diskusi daring dan luring yang melibatkan pemuda lintas agama, gender, dan disabilitas. Mereka menyediakan teks caption real-time, moderator ganda, dan sesi pemanasan emosi di awal agar peserta merasa nyaman.

Diskusi “Kampung Aman” via WhatsApp Group

Di beberapa daerah, forum publik dilakukan lewat WhatsApp dengan fasilitator harian yang mengganti topik setiap minggu. Peserta bebas memilih hari dan topik yang ingin diikuti, tanpa paksaan ikut semua. Ini membantu warga yang sibuk tetap terlibat.


Apa yang Harus Dihindari dalam Mengelola Forum?

  • Memonopoli waktu bicara, baik oleh moderator atau peserta dominan
  • Mengabaikan suara minoritas, misalnya membiarkan komentar seksis atau ableist lewat begitu saja
  • Membuat forum terlalu kaku dan formal, hingga peserta segan untuk bicara santai
  • Menggunakan jargon berlebihan, yang bikin peserta merasa “bodoh” atau minder
  • Menyinggung kepercayaan atau latar belakang pribadi peserta

Kalau forum mulai terasa elit, eksklusif, atau toxic—itu sinyal harus refleksi dan perbaikan format.